SUBNETTING Subneting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Analogynya, Jika terdapat 120 orang siswa SMK dan memilih Jurusan TKJ, namun akan lebih baik jika seluruh siswa dibagi menjadi 4 Kelas sehingga masing-masing hanya terdiri 30 Orang/Kelas Dari pada dijadikan 120 Orang/Kelas Besar tanpa ada pembagian. Tujuan Subnetting ialah Mengurangi traffic jaringan ,mengoptimalkan kinerja jaringan dan manajemen jaringan jadi lebih mudah. Pada dasarnya pertanyaan tentang Subnetting hanya berkisar di Empat masalah yaitu Jumlah Subnet / Network ID, Jumlah Host ID Per Subnet, Blok Subnet / Urutan Network ID, dan Alamat Host-Broadcast. Network ID adalah IP yang paling awal pada pengelompokan IP Subnetting dan disebut segmen jaringan dengan kata lain biasa di sebut juga sebagai pengelompokkan suatu jaringan dengan batasan yang di buat, dan di definisikan oleh router. Dalam suatu jaringan LAN maka Ip Network tentu akan sama. Host ID adalah merupakan alamat IP address pada sebuah komputer yang bvalid digunakan dan memiliki range tertentu yang diawali oleh network ID dan di akhiri oleh IP Broadcast. IP Broadcast adalah IP akhir pada setiap subnet / Network ID dan berfungi sebagai Alamat yang digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host ID yang ada pada suatu jaringan. Seperti diketahui, setiap paket IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host ID yang akan dituju oleh paket tersebut. IP Address umumnya ditulis 192.168.1.2 namun ada kalanya jika di tulis 192.168.1.2/24, artinya IP Address 192.168.1.2 dengan SubnetMask 255.255.255.0. Kok Bisa ?? Ya, /24 diambil dari perhitungan bahwa 24 bit subnetmask yang di selubungkan dengan angka binari 1, atau kata lain, subnetmask nya adalah 11111111.11111111.11111111.00000000 = 255.255.255.0 . konsep ini yang di sebut CIDR (Classes Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Gambar Tabel Subnetmask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting Subnet Mask Nilai CIDR 255.128.0.0 /9 255.192.0.0 /10 255.224.0.0 /11 255.240.0.0 /12 255.248.0.0 /13 255.252.0.0 /14 255.254.0.0 /15 255.255.0.0 /16 255.255.128.0 /17 255.255.192.0 /18 255.255.224.0 /19 Subnet Mask Nilai CIDR 255.255.240.0 /20 255.255.248.0 /21 255.255.252.0 /22 255.255.254.0 /23 255.255.255.0 /24 255.255.255.128 /25 255.255.255.192 /26 255.255.255.224 /27 255.255.255.240 /28 255.255.255.248 /29 255.255.255.252 /30 Cara Perhitungan Jumlah Subnet (Network ID), Rumusnya 2^x, X  Berapa Angka binari 1 pada Oktet sesuai dengan kelas IP Address yang di inginkan, dimana 1 Oktet = 8 Bit atau 1 Oktet = 11111111 Kelas A = dihitung dari 3 Oktet terakhir yaitu Oktet 2, 3, & 4 Kelas B = dihitung dari 2 Oktet terakhir yaitu Oktet 3 & 4 Kelas C = dihitung dari 1 Oktet terakhir yaitu hanya Oktet 4 Jumlah Host ID per Subnet/Netwok ID, Rumusnya 2^y-2, Y  Berapa angka binari 0 pada Oktet sesuai dengan IP Address yang di inginkan. dimana 1 Oktet = 8 Bit atau 1 Oktet = 00000000 Kelas A = dihitung dari 3 Oktet terakhir yaitu Oktet 2, 3, & 4 Kelas B = dihitung dari 2 Oktet terakhir yaitu Oktet 3 & 4 Kelas C = dihitung dari 1 Oktet terakhir yaitu hanya Oktet 4 Blok Subnet, merupakan urutan dari Network ID dengan Rumus 256 – (Nilai Oktet terakhir subnetmask sesuai dengan kelas IP tidak termasuk nilai binari 0) , jika sudah mendapatkan hasilnya maka dilakukan kelipatan di muali dari 0, contohnya 256 – 240 = 16, berurut 0,16,32,48,64,80, ..... , 240 . Host ID Pertama, ialah 1 angka setelah Network ID. Host ID Terakhir, ialah 1 angka sebelum IP Broadcast Broadcast, ialah 1 angka sebelum Network ID berikutnya. Alamat HOST dan Broadcast yang Valid di tuliskan pada tabel Untuk lebih jelas latihan saja Subnetting Pada IP Address kelas C Subnetting apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ID 192.168.1.0/26 ? Analisa : 192.168.1.0 berarti kelas C dengan subnetmask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.192 . Perhitungan : seperti saya sudah jelaskan di atas bahwa subnetting hanya terdapat pada empat masalah yaitu : Jumlah Subnet / Network ID, Jumlah Host ID Per Subnet, Blok Subnet / Urutan Network ID, dan Alamat Host-Broadcast yang valid. Pertama, Jumlah Subnet / Network ID = 2^x , X banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnetmask untuk kelas C (2 oktet terakhir untuk kelas B, 3 Oktet terakhir untuk kelas A), jadi jumlah subnetnya / Network Id adalah 2^2=4 Subnet Kedua, Jumlah Host ID per Subnet/NetworkID = 2^y-2, Y banyaknya binari o pada oktet subnet mask terakhir untuk kelas C, jadi jumlah host persubnet 2^6-2=62 Host ID. Ketiga, Blok Subnet = 256 –192 (Nilai Oktet terakhir subnetmask pada kelas C tidak termasuk nilai binari o) = 64, subnet/NetworkId berikutnya adalah 64 + 64 = 128, 128 + 64 = 128 maka jumlah subnet lengkapnya dimulai dr 0 yaitu 0,64,128,192(sampai mencapai 4 angka sesuai dari hasil perhitungan Jumlah Subnet/NetworkID). Keempat, Alamat HOST dan Broadcast yang Valid, dengan catatan Host Pertama = 1 angka setelah network ID, Host Terakhir = 1 angka sebelum IP Broadcast, Broadcast = 1 angka sebelum NetworkID/Subnet berikutnya. Blok Subnet 0 1 2 4 5 Subnet/ NetworkID 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192 192.168.1.0 Host ID Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193 192.168.1.1 Host ID Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254 192.168.1.62 Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255 192.168.1.63 Subnetting Pada IP Address kelas B Subnetting apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ID 172.0.0.0/20 ? Analisa : 172.0.0.0 berarti kelas B dengan subnetmask /20 berarti 11111111.11111111.11110000.00000000 = 255.255.240.0 Perhitungan : seperti saya sudah jelaskan di atas bahwa subnetting hanya terdapat pada empat masalah yaitu : Jumlah Subnet / Network ID, Jumlah Host ID Per Subnet, Blok Subnet / Urutan Network ID, dan Alamat Host-Broadcast yang valid. Pertama, Jumlah Subnet / Network ID = 2^x , X banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir subnetmask untuk kelas B (1 oktet terakhir untuk kelas C, 3 Oktet terakhir untuk kelas A), jadi jumlah subnetnya / Network Id adalah 2^4=16 Subnet Kedua, Jumlah Host ID per Subnet/NetworkID = 2^y-2, Y banyaknya binari o pada oktet subnet mask terakhir untuk kelas C, jadi jumlah host persubnet 2^12-2=4094 Host ID. Ketiga, Blok Subnet = 256 – 240 (Nilai Oktet terakhir subnetmask pada kelas B tidak termasuk nilai binari o) = 16, subnet/NetworkId berikutnya adalah 16 + 16 = 32, 32 + 16 = 48 maka jumlah subnet lengkapnya dimulai dr 0 yaitu 0,16,32,48,....240 (sampai mencapai 16 angka sesuai dari hasil perhitungan Jumlah Subnet/NetworkID). Keempat, Alamat HOST dan Broadcast yang Valid, dengan catatan Host Pertama = 1 angka setelah network ID, Host Terakhir = 1 angka sebelum IP Broadcast, Broadcast = 1 angka sebelum NetworkID/Subnet berikutnya. Blok Subnet 0 1 ... 14 15 Subnet/ NetworkID 172.0.0.0 172.0.16.0 … 172.0.224.0 172.0.240.0 Host ID Pertama 172.0.0.1 172.0.16.1 … 172.0.224.1 172.0.240.1 Host ID Terakhir 172.0.15.254 172.0.31.254 … 172.0.239.254 172.0.255.254 Broadcast 172.0.15.255 172.0.31.255 … 172.0.239.255 172.0.255.255 Satu soal lagi untuk Subnetting kelas B yang berbeda CIDR nya. Subnetting apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ID 172.16.0.0/25 ? Analisa : 172.16.0.0 berarti kelas B dengan subnetmask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 = 255.255.255.128 Perhitungan : seperti saya sudah jelaskan di atas bahwa subnetting hanya terdapat pada empat masalah yaitu : Jumlah Subnet / Network ID, Jumlah Host ID Per Subnet, Blok Subnet / Urutan Network ID, dan Alamat Host-Broadcast yang valid. Pertama, Jumlah Subnet / Network ID = 2^x , X banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir subnetmask untuk kelas B (1 oktet terakhir untuk kelas C, 3 Oktet terakhir untuk kelas A), jadi jumlah subnetnya / Network Id adalah 2^9=512 Subnet Kedua, Jumlah Host ID per Subnet/NetworkID = 2^y-2, Y banyaknya binari o pada oktet subnet mask terakhir untuk kelas C, jadi jumlah host persubnet 2^7-2=126 Host ID. Ketiga, Blok Subnet = 256 – 128 (Nilai Oktet terakhir subnetmask pada kelas B tidak termasuk nilai binari o) = 128, subnet/NetworkId berikutnya adalah 128 + 128 = 256 (jika sudah melebihi angka 255 maka ditambahkan 1 angka pada oktet ketiga), maka jumlah subnet lengkapnya dimulai dr 0 yaitu 0,128 (sampai mencapai 512 angka sesuai dari hasil perhitungan Jumlah Subnet/NetworkID). Keempat, Alamat HOST dan Broadcast yang Valid, dengan catatan Host Pertama = 1 angka setelah network ID, Host Terakhir = 1 angka sebelum IP Broadcast, Broadcast = 1 angka sebelum NetworkID/Subnet berikutnya. Blok Subnet 0 1 3 ... 511 Subnet/ NetworkID 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 172.16.255.128 Host ID Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 172.16.255.129 Host ID Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 172.16.255.254 Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 172.16.255.255 Subnetting Pada IP Address kelas A Subnetting apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ID 10.0.0.0/16 ? Analisa : 10.0.0.0 berarti kelas A dengan subnetmask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 = 255.255.0.0 Perhitungan : seperti saya sudah jelaskan di atas bahwa subnetting hanya terdapat pada empat masalah yaitu : Jumlah Subnet / Network ID, Jumlah Host ID Per Subnet, Blok Subnet / Urutan Network ID, dan Alamat Host-Broadcast yang valid. Pertama, Jumlah Subnet / Network ID = 2^x , X banyaknya binari 1 pada 3 oktet terakhir subnetmask untuk kelas A (1 oktet terakhir untuk kelas C, 2 Oktet terakhir untuk kelas B), jadi jumlah subnetnya / Network Id adalah 2^8=256 Subnet Kedua, Jumlah Host ID per Subnet/NetworkID = 2^y-2, Y banyaknya binari o pada oktet subnet mask terakhir untuk kelas C, jadi jumlah host persubnet 2^16-2=65534 Host ID. Ketiga, Blok Subnet = 256 – 255 (Nilai Oktet terakhir subnetmask pada kelas A tidak termasuk nilai binari o) = 1, subnet/NetworkID berikutnya adalah 1 + 1 = 2, 2 + 1 = 3 maka jumlah subnet lengkapnya dimulai dr 0 yaitu 0,1,2,3,4,....255 (sampai mencapai 256 angka sesuai dari hasil perhitungan Jumlah Subnet/NetworkID). Keempat, Alamat HOST dan Broadcast yang Valid, dengan catatan Host Pertama = 1 angka setelah network ID, Host Terakhir = 1 angka sebelum IP Broadcast, Broadcast = 1 angka sebelum NetworkID/Subnet berikutnya. Blok Subnet 0 1 ... 254 255 Subnet/ NetworkID 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0 Host ID Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1 Host ID Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254 Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255 Contoh Lain : Network ID 172.16.0.0/21 11111111.11111111.11111000.00000000 Jumlah Subnet = 2^x , 2^5=32 Jumlah Host ID per Subnet = 2^y-2, 2^11-2= 2046 Blok Subnet = 256-248 = 8, subnet lengkapnya 0, 8 ,16, 24, 32 .... 248 Alam Host dan Broadcast yang Valid : Blok Subnet 0 8 ... 240 248 Subnet/ NetworkID 172.16.0.0 172.16.8.0 … 172.16.240.0 172.16.248.0 Host ID Pertama 172.16.0.1 172.16.8.1 … 172.16.240.1 172.16.248.1 Host ID Terakhir 172.16.7.254 172.16.15.254 … 172.16.247.254 172.16.255.254 Broadcast 172.16.7.255 172.16.15.255 … 172.16.247.255 172.16.255.255 Network ID 172.50.0.0/22 11111111.11111111.11111100.00000000 Jumlah Subnet = 2^x , 2^6=64 Jumlah Host ID per Subnet = 2^y-2, 2^10-2=1022 Blok Subnet = 256-252 = 4, subnet lengkapnya 0, 4 ,8, 12, 16 .... 252 Alam Host dan Broadcast yang Valid : Blok Subnet 0 4 ... 248 252 Subnet/ NetworkID 172.50.0.0 172.16.8.0 … 172.50.248.0 172.50.252.0 Host ID Pertama 172.50.0.1 172.16.8.1 … 172.50.248.1 172.50.252.1 Host ID Terakhir 172.50.3.254 172.16.15.254 … 172.50.251.254 172.50.255.254 Broadcast 172.50.3.255 172.16.15.255 … 172.50.251.255 172.50.255.255 Network ID 192.168.0.0/24 11111111.11111111.1111111.00000000 Jumlah Subnet = 2^x , 2^0=1 Jumlah Host ID per Subnet = 2^y-2, 2^8-2=254 Blok Subnet = 256-0 = 256 (tidak Valid), subnet lengkapnya 0 Alam Host dan Broadcast yang Valid : Blok Subnet 0 Subnet/ NetworkID 192.168.0.0 Host ID Pertama 192.168.0.1 Host ID Terakhir 192.168.0.254 Broadcast 192.168.0.255 Network ID 192.168.0.0/27 11111111.11111111.11111111.11100000 Jumlah Subnet = 2^x , 2^3=8 Jumlah Host ID per Subnet = 2^y-2, 2^5-2=30 Blok Subnet = 256-224 = 32, subnet lengkapnya 0, 32, 64, 96,... 224 Alam Host dan Broadcast yang Valid : Blok Subnet 0 32 ... 192 224 Subnet/ NetworkID 192.168.0.0 192.168.0.32 ... 192.168.0.192 192.168.0.224 Host ID Pertama 192.168.0.1 192.168.0.33 ... 192.168.0.193 192.168.0.225 Host ID Terakhir 192.168.0.30 192.168.0.62 ... 192.168.0.222 192.168.0.254 Broadcast 192.168.0.31 192.168.0.63 ... 192.168.0.223 192.168.0.255 Network ID 192.168.0.0/28 11111111.11111111.11111111.11110000 Jumlah Subnet = 2^x , 2^4=16 Jumlah Host ID per Subnet = 2^y-2, 2^4-2=14 Blok Subnet = 256-240 = 16, subnet lengkapnya 0, 16, 32, ... 240 Alam Host dan Broadcast yang Valid : Blok Subnet 0 16 .... 240 Subnet/ NetworkID 192.168.0.0 192.168.0.16 .... 192.168.0.240 Host ID Pertama 192.168.0.1 192.168.0.17 ... 192.168.0.241 Host ID Terakhir 192.168.0.14 192.168.0.30 .... 192.168.0.254 Broadcast 192.168.0.15 192.168.0.31 .... 192.168.0.255 Network ID 192.168.0.0/29 11111111.11111111.11111111.11111000 Jumlah Subnet = 2^x , 2^5=32 Jumlah Host ID per Subnet = 2^y-2, 2^3-2=6 Blok Subnet = 256-248 = 8, subnet lengkapnya 0, 8, 16, 24,...248 Alam Host dan Broadcast yang Valid : Blok Subnet 0 8 ... 248 Subnet/ NetworkID 192.168.0.0 192.168.0.8 ... 192.168.0.248 Host ID Pertama 192.168.0.1 192.168.0.9 ... 192.168.0.249 Host ID Terakhir 192.168.0.6 192.168.0.14 ... 192.168.0.254 Broadcast 192.168.0.7 192.168.0.15 ... 192.168.0.255 Network ID 192.168.0.0/30 11111111.11111111.11111111.11111100 Jumlah Subnet = 2^x , 2^6=64 Jumlah Host ID per Subnet = 2^y-2, 2^2-2=2 Blok Subnet = 256-252 = 4, subnet lengkapnya 0, 4, 8, ....., Alamat Host dan Broadcast yang Valid : Blok Subnet 0 4 ... 252 Subnet/ NetworkID 192.168.0.0 192.168.0.4 ... 192.168.0.252 Host ID Pertama 192.168.0.1 192.168.0.5 ... 192.168.0.253 Host ID Terakhir 192.168.0.2 192.168.0.6 ... 192.168.0.254 Broadcast 192.168.0.3 192.168.0.7 ... 192.168.0.255